المقدمة
التَّصْرِيْفِ
اْلاِصْطِلاَحِي
Sharaf (الصَّرْفُ) atau juga disebut dengan tashrif (التَّصْرِيْفُ) menurut bahasa adalah perubahan.
Sedangkan menurut istilah ahli sharaf dari segi ‘ilmi adalah ilmu yang
membahas bentuk bentuk kata dalam hal selain i’rob (perubahan akhir kata ) dan
bina (tetapnya bacaan akhir kata).
Sedangkan
dari segi ‘amali adalah
merubah bentuk asal satu (yaitu masdar,
menurut ‘ulama Bashrah, dan madi menurut ‘ulama kufah) kepada bentuk yang
berbeda-beda (seperti isim fa’il, isim
maf’ul dll)
Lihat
tabel
Asal Satu
|
Shighot
|
Kata yang
berbeda
|
Makna yang
dituju
|
Mashdar
(Bashrah) & Madhi (Kufah)
|
Fiil Madhi (
telah)
|
ضَرَبَ
|
Telah
memukul
|
Mudhori’ (sedang/akan)
|
يَضْرِبُ
|
Sedang
/ akan memukul
|
|
Masdar ghoiru mim
(ke-an/pe-an)
|
ضَرْباً
|
Pukulan
|
|
Masdar mim
(ke-an/pe-an)
|
مَضْرَباً
|
Pukulan
|
|
Fa’il
(yang me-)
|
ضَارِبٌ
|
Yang
memukul
|
|
Maf’ul
(yang di-)
|
مَضْرُوْبٌ
|
Yang
dipukul
|
|
Amar
(perintah)
|
اِضْرِبْ
|
Pukulah
!
|
|
Nahi
(larangan)
|
لاَ تَضْرِبْ
|
Jangan
pukul
|
|
Makan/zaman
(tempat/waktu)
|
مَضْرَبٌ
|
Tempat
/ waktu memukul
|
|
Alat
(alat)
|
مِضْرَبَ
|
Alat
memukul
|
2. Bina dan sighat (
Bentuk Dan Fungsi Kata )
Dalam bahasa Arab, kalimah (اََلْْكَلِمَةُ) atau dalam bahasa Indonesia disebut kata
dipandang dari segi bentuk dan
fungsinya ada dua :
-
Al-Bina (اَلْبِنَاءُ)
-
As-Sighat (اَلصِّيْغَةُ)
Bina adalah bentuk kata yang dipandang dari segi huruf
asal dan tata letaknya . dalam bahasa arab
bina dibagi menjadi 2 yaitu :
1.Salim (اَلسَّالِمُ)
2. ghoiru salim (غَيْرُالسَّالِمِ)
Bina
salim adalah lafadz yang huruf asalnya
tidak berupa huruf ‘illat (yaitu
alif, wawu, dan ya), hamzah, dan tadh’if
(huruf dobel), seperti نَصَرَ (menolong) dan
ضَرَبَ (memukul)
Bina
ghoiru salim adalah lafadz yang salah
satu huruf asalnya berupa huruf ‘illat,
seperti وَعَدَ (berjanji),
يَسَرَ (mudah) قَامَ (berdiri) Berupa hamzah, seperti اَخَذَ (mengambil) ,
atau berupa huruf yang dobel/tad’if, seperti مَدَّ (panjang).
Bina Ghoiru salim ada 3 yaitu :
1.
Al-Mudho’af (اَلْمُضَاعَفُ)
2.
Al-Mahmuz (اَلْمَهْمُوْزُ )
3.
Al-Mu’tal (اَلْمُعْتَلُ)
1. Bina Mudho’af
Adalah lafadz yang didalamnya terdapat 2 huruf yang sama, bina mudho’af ada 2 :
-
Mudhoaf tsulasi (اَلْمُضَاعَفُ
الثُّلاَثِي)
-
Mudho’af Rubai’i (الرُّبَاعِي اَلْمُضَاعَفُ)
-
Mudhoaf tsulasi dari akar 3 huruf adlah kata yang ‘ain fi’il
dan lam fi’ilnya berupa huruf sejenis ,
seperti kata مَدَّ yang asalnya مَدَدَ
-
Mudho’af Rubai’i dari jenis akar 4 huruf
adalah kata yang fa dan lam fi’il pertama dan
‘ain fi’il dan lam fi’il kedua
berupa huruf yang sejenis. Seperti زَلْزَلَ
(guncang)
2. Bina
Mahmuz
Adalah lafadz
yang salah huruf dari huruf asalnya berupa hamzah, bina mahmuz ada tiga :
-
Mahmuz Fai
( مَهْمُوْزُاْلفَاءِ)
-
Mahmuz ‘ain (مَهْمُوْزُالْعَيْنِ)
-
Mahmuz laam (مَهْمُوْزُ اللَّامِ )
Mahmzu fai adalah kata yang fa
fi’ilnya berupa hamzah, seperti : اَخَذَ (mengambil)
Mahmuz ‘ain adalah kata yang ‘ain fi’ilnya berupa hamzah, seperti : سَأَلَ (bertanya/meminta)
Mahmuz lam adalah kata yang lam fi’ilnya berupa hamzah, seperti : قَرأَ(membaca)
3. Bina Mu’tal (اَلْمُعْتَلُ) adalah lafadz yang salah satu huruf asalnya berupa huruf
‘illat. Bina mu’tal ada 7 :
-
Mu’tal fa (اْلفَاءُ مُعْتَلُ)
-
Mu’tal ‘ain (اْلعَيْنِ مُعْتَلُ)
-
Mutal laam (اللّامِ مُعْتَلُ)
-
Mu’tal ‘ain dan laam (اللَّامِ اْلعَيْنِ وَ مُعْتَلُ)
-
Mu’tal fa’ dan laam (وَ اللَّامِ اْلفَاءِ
مُعْتَلُ)
-
Mu’tal fa adalah kata yang fa
fi’ilnya berupa huruf ‘illat, disebut juga bina “اَلْمِثَالُ”. Kalau fa’fi’ilnya hurufnya adalah wawu maka disebut
“mitsal wawi” seperti وَعَدَ(berjanji), dan apabila fa’fi’ilnya hurufnya adalah ya, maka disebut
“mitsal yai” seperti :يَسَرَ(mudah).
-
Mu’tal ‘ain adalah kata yang ‘ain
fi’ilnya berupa huruf ‘illat, disebut juga bina “اَلْاَجْوَفُ”. Kalau ‘ain fi’ilnya huruf asalnya adalah wawu
maka disebut “ajwaf wawi” seperti قَامَ(berdiri)
yang asalnya قَوَمَ, dan apabila ‘ain ’fi’ilnya huruf asalnya adalah ya, maka disebut “ajwaf yai” seperti :بَاعَ(menjual) yang asalnya بَيَعَ .
-
Mu’tal laam
adalah kata yang laam fi’ilnya berupa huruf ‘illat, disebut juga bina “اَلنَاقِصُ”. Kalau laam ’fi’ilnya huruf asalnya
adalah wawu maka disebut “naqish wawi” seperti غَزَا(berperang) yang asalnya غَزَوَ, dan apabila laam ’fi’ilnya hurufasalnya
adalah ya, maka disebut “naqish yai” seperti :رَمَى(melempar)yang asalnya رَمَيَ .
-
Mu’tal ‘ain dan laam adalah kata
yang ‘ain dan laam fi’ilnya berupa huruf ‘illat, disebut اَللَّفِيْفُ اَلْمَقْرُوْنُ seperti شَوَى (memanggang) yang asalnya شَوَيَ
-
Mu’tal fa dan laam adalah kata yang
fa dan laam fi’ilnya berupa huruf
‘illat, disebut اَللَّفِيْفُ اَلْمَفْرُوْقُ seperti رَمَى (memanggang)
yang asalnya رَمَيَ
ASH-SHIGOT adalah bentuk kata yang dipandang dari segi makna
(fungsi)
Shigot ada 12
Fi’il Madhi (الفعل
الماضى)
Fi’il Mudhori’(الفعل
المضارع)
Masdar Ghoiru Mim (المصدر غير الميم)
Masdar Mim (المصدر الميم)
Fail (الفاعل)
Maf’ul (المفعول)
Fi’il Amar(الفعل
الامر)
Amar Nahi (امر الناهى)
Isim Makan (اسم
المكان)
Isim Zaman (اسم الزمان)
Isim Alat (اسم الالة)
Fi’il Madhi الماضى adalah kata kerja yang
menunjukan makna mandiri dan bersamaan
dengan zaman madhi الماضى (masa lampau), atau bisa di sebut kata
kerja lampau, seperti ضَرَبَ
(telah memukul/wis mukul)
Fiil Mudhori’ adalah kata kerja yang menunjukan makna mandiri dan bersamaan
dengan zaman haal (masa sekarang) atau istiqbal (masa yang akan datang) seperti يَضْرِبُ :
lagi/arep mukul sopo ingsun (saya sedang/akan memukul)
Fi’il Mudhori diambil dari fi’il
dari fi’il madhi dengan menambahkan
salah satu huruf mudhoroah yang ada 4 yaitu HAMZAH untuk mutakamlim wahdah
(orang pertama/tunggal”ingsun/saya”), NUN
untuk mutakalim ma’al ghoir / mu’adzim nafsah (orang pertama jama “kito/kita” atau untuk memuliakan diri”,
TA untuk mukhotob/mukhotobah (orang kedua laki-laki/perempuan “siro”) . dan
Muannatsah ghoibah (orang ketiga perempuan)
YA untuk Mudzakar Ghoib (orang ketiga
laki-laki) .
MASDAR GHOIRU MIM, adalah masdar yang
huruf pertamanya tidak berupa mim, seperti ضَرْبً (pemukulan).
MASDAR MIM, adalah masdar yang huruf
pertamanya berupa mim, مَضْرَبً
(pemukulan/mukul
temenan).
FAIL kata yang menunjukan makna
pelaku pekerjaan (Subjek) seperti ضَارِبٌ(wong mukul/orang yang memukul)
MAF’UL adalah kata yang terkena
pekerjaan (Objek) sepertiمَضْرُوْبٌ wong kang den
pukul/orang yang dipukul
FI’IL AMAR adalah kata kerja yang
menunjukan makna perintah, seperti اِضْرِبْ (pukullah/mukulo siro)
AMAR NAHI adalah kata kerja yang
menunjukan makana larangan untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan laa
nahiyah seperti تَضْرِبْلا ( jangan pukul/ ojo mukul sopo siro lanang
siji)
ISIM MAKAN adalah kata yang menunjukan makna tempat terjadinya pekerjaan
seperti مَضْرَبٌ(tempat pemukulan/nggone mukul)
ISIM ZAMAN adalah kata yang menunjukan makna waktu terjadinya pekerjaan seperti مَضْرَبٌ(tempat pemukulan/nggone mukul)
ISIM ALAT adalah kata yang menunjukan makna alat pekerjaan مِضْرُوْبٌ(alat memukul/alate mukul) مِرْآةٌ
(alate ngaca/cermin) مِفْتَاحٌ (alate mbukak/kunci).
Wazan dan
Mauzun,,
Dalam ilmu
shorof terdapat istilah al waznu
yang artinya timbangan. Secara definitif dapat diartikan standar untuk menentukan pola kata yang di timbang
(mauzun) dengan disandarkan kepada kata yang menimbang (wazan) dengan menyejajarkan huruf
yang mati dengan huruf yang mati, serta
membilang huruf asal dengan huruf ف ع ل dan
huruf zaidah dengan huruf zaidah.
Pola
kata dari fi’il tsulasi (jenis akar tiga
huruf) adalah (فَعَلَ)
Pola kata
dari Fi’il Ruba’i (jenis akar empat huruf ) adalah pola (فَعْلَلَ)
Setiap huruf
yang bersejajar dengan Fa’ dinamakan fa fi’il . yang bersejajar dengan ain
dinamakan ‘ain fi’il dan yang
bersejajar dengan lam dinamakan lam
fi’il
Contoh
Wazan
|
لَ
|
عَ
|
فَ
|
|
Mauzun
|
بَ
|
رَ
|
ضَ
|
|
Wazan
|
لَ
|
لَ
|
عْ
|
فَ
|
Mauzun
|
جَ
|
رَ
|
حْ
|
دَ
|
Huruf zaidah ada sepuluh
(الهاء) (الياء) (النون) (الواو ) (الميم) ,
(التاء) (الام) (الالف) ,
(السين)
Yang terkumpul dalam (سَاَلْتُمُوْنِيْهَا)
Mauzun
|
مَ
|
رَ
|
كْ
|
اَ
|
|
|
Wazan
|
لَ
|
عَ
|
فْ
|
اَ
|
|
|
Mauzun
|
رَ
|
فَ
|
غْ
|
تَ
|
سْ
|
اِ
|
Wazan
|
لَ
|
عَ
|
فْ
|
تَ
|
سْ
|
اِ
|
Mohon ijin untuk mempelajari
ReplyDelete